Kamis, 10 September 2009

Tips Menulis Buku

Mungkin bagi seseorang yang tidak atau belum pernah menulis merupakan pekerjaan yang amat sulit untuk menciptakan sebuah buku. Namun hal ini ternyata bisa dilalui oleh dia yang belum pernah menulis akhirnya menghasilkah 2 buah buku sekaligus. Baik “E-Narcism, Gaul dan Eksis di Internet” maupun “F-Marketing, Optimalkan Personal Image & Product Branding Anda” telah diterbitkan oleh Kanaya Press merupakan penerbitan baru dari grup Trubus.
Kedua buku itu dibuat dalam waktu yang berbeda. Buku E-Narcism disusun selama 4 bulan lebih (dengan sekitar 2 bulan vakum karena kesibukan), sementara buku F-Marketing disusun sekitar 10 hari. Buku E-Narcisme itu sudah dibuat draft-nya seak awal Desember 2008 dengan inisiatif penulisan dimulai dari diri sendiri. Untuk buku F-Marketing pesanan dari penerbit Kanaya Press yang membahas tentang Facebook dipasaran dengan pembahasan darii sisi pemasaran.

Ada 5 hal menarik yang bisa dijadikan tips:

Disiplin

Tentukan target jumlah halaman yang akan diketik setiap harinya. Ternyata menulis 5 halaman ukuran A5 satu spasi dalam sehari itu sudah melelahkan loh. Saat ide mengalir, mungkin tidak menjadi masalah. Namun saat mengalami kebuntuan, mengisi 2 halaman pun susahnya setengah mati. Hal yang bisa dilakukan adalah memaksa diri. Menulis buku non fiksi punya keuntungan. Anda bisa meloncat-loncat ke sub bab lainnya tanpa perlu khawatir cerita menjadi tidak menyambung. Saat kebuntuan menimpa Anda di sub bab A, alihkan perhatian dan cobalah meneruskan isi sub bab B. Intinya, target halaman per hari pun tetap bisa tercapai.

Membagi waktu antara konten berbobot sulit dan mudah

Membahas contoh kasus lebih mudah daripada menulis hal-hal yang berhubungan dengan teori dan konsep. Untuk teori dan konsep, Anda perlu melengkapinya dengan studi referensi. Bila hari itu Anda mengalami kekalutan pikiran (karena mungkin pikiran tersita pekerjaan), tulislah hal-hal yang berbobot mudah. Saat Anda sedang santai dan bisa berpikir jernih, tulislah konten yang berbobot sulit. Kalau diperhatikan, baik buku E-Narcism dan F-Marketing banyak sekali contoh kasus, karena memang materi seperti itulah yang lebih mudah dibuat saat diri berkecamuk deadline pekerjaan.

Jangan terlalu memikirkan tata bahasa dan EYD

Terkadang saat menulis, fokus perhatian malah lebih pusing memikirkan tata bahasa yang enak daripada maksudnya. Memang sih keduanya berkaitan, tapi biarkan saja tulisan mengalir lebih dahulu. Kalau target halaman sudah tercapai, barulah Anda baca ulang, dan perbaiki sana sini. Jangan terlalu memikirkan pula mana kata yang italic, dan mana yang bukan. Biarkan saja. Toh di pihak penerbit nanti akan ada editor yang akan membantu memperbaikinya.

Referensi bahan

Jangan bingung kalau kehabisan materi bahasan. Banyak sekali referensi bahan di internet yang (sebenarnya kalau mau) tinggal Anda baca, pahami, dan tulis ulang. Tentunya dalam menulis ulang, masukkan pemikiran-pemikiran pribadi, sehingga Anda tak sepenuhnya menjiplak dan menerjemahkan. Pilihlah bahan mana yang relevan dengan kondisi saat ini, karena biasanya tulisan yang berhubungan dengan dunia IT cepat sekali ketinggalan zaman. Jangan lupa untuk menulis kredit untuk semua referensi tulisan yang Anda pakai.

Lengkapi dengan visual

Visual penting untuk melengkapi cerita. Visual juga membuat halaman terlihat lebih banyak supaya buku terlihat tebal (hehehe). Sekedar usulan, lengkapi visual setelah selesai menulis buku. Fokus utama Anda tetaplah pada penulisan konten. Anggaplah membuat kelengkapan visual sebagai bonus Anda dalam menyelesaikan isi konten yang jauh lebih berat.

source:http://media-ide.bajingloncat.com/

Comments :

0 komentar to “Tips Menulis Buku”

Posting Komentar